Elegant Rose - Working In Background WIDYA ASTUTI
RSS

Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila


Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila
Jika dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila dengan lima belas tahun yang lalu, sudah sangat berbeda, saat ini sebagian masyarakat cenderung menganggap Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara dan sumber dari segala hukum dan perundang-undangan adalah nafas bagi eksistensi bangsa Indonesia.
Sementara itu, lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akibat tidak satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa, Pancasila hanya dijadikan slogan di bibir para pemimpin, tetapi berbagai tindak dan perilakunya justru jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang tindak anarkhis.
Sumber :
http://filsafat.kompasiana.com/2012/10/17/lunturnya-nilai-nilai-pancasila/

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme


Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
  • Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
    1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
    2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
    3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
·         Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
    1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
    2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
    3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
    4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
    5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
·         Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
  • Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
  1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
  3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
  5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.



Sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=7124

Pentingnya Mempelajari Sejarah

Pentingnya Mempelajari Sejarah

Sejarah sangat penting dalam kehidupan manusia dengan menjadi panduan dan iktibar kepada kita untuk memperbaikki kesilapan masa lalu bagi membolehkan kita mencipta kejayaan yang lebih gemilang. Tanpa belajar daripada kesalahan dan kesilapan masa lalu, kita mungkin mengulangi kesilapan lampau yang bukan sahaja merugikan seseorang individu tetapi mungkin juga kepada keluarga, masyarakat dan negara mahupun bangsa.

Melalui sejarah, kita dapat mempelajari kejayaan bangsa dan negara seperti zaman keemasan Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15 yang boleh dijadikan perangsang untuk memacu kemajuan negara. Tidak dapat dinafikan, pembentukan negara Malaysia pada hari ini bertitik-tolak daripada kewujudan Kerajaan Melayu Melaka yang telah diasaskan oleh Parameswara.

Sejarah juga membolehkan kita mengingati kegemilangan masa silam yang mana jika ada kesedaran, kegigihan dan kesungguhan di kalangan pemimpin dan rakyat, keagungan tersebut mampu diulangi malah mungkin lebih cemerlang. Malaysia kini mengecapi pelbagai kecemerlangan dalam pelbagai bidang dan menjadi antara negara membangun yang paling maju di dunia. Dengan kegigihan pemimpin dan rakyatnya, tidak mustahil Malaysia mampu mengecapi kegemilangan dan mengulangi semula zaman kegemilangan Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15.

Di samping itu sejarah juga dapat memupuk semangat patriotisme atau semangat cintakan negara. Perasaan ini timbul apabila kita mempelajari sejarah tanahair dan dengan itu akan lahirlah rasa bangga terhadap negara dan bangsa. Tanpa semangat ini, maruah negara kita boleh tercalar apabila lahirnya warganegara yang sanggup mengadai dan menjual maruah negara seperti terlibat dengan kegiatan menyeludup masuk warga asing. Semangat patriotisme timbul apabila kita mengetahui dan memahami siapa diri, bangsa dan negara kita, serta mempunyai pengetahuan teguh tentang sejarah negara kita. Namun begitu, ramai generasi muda hari ini hanya mempelajari sejarah semata-mata untuk lulus di dalam peperiksaan sama ada di peringkat sekolah mahu pun di universiti. Malangnya mereka gagal untuk memahami kepentingan mata pelajaran sejarah dan terhasil rakyat Malaysia yang buta sejarah negara sendiri.

Sejarah juga membantu kita menghargai dan memelihara kemerdekaan serta kedaulatan negara. Proses mendapatkan kemerdekaan telah pun selesai pada1957 tetapi pengisiannya bukanlah perkara yang mudah. Lebih sukar di negara majmuk seperti Malaysia. Jika generasi muda hari ini tidak memahami sejarah pembentukan negara, apa yang telah bina akan runtuh dan musnah. Meruntuhkan sesuatu amat mudah tetapi untuk membina atau membentuk sesuatu itu yang sukar. Negara merdeka Tanah Melayu dibentuk hasil tolak ansur orang-orang Melayu untuk menerima golongan imigran Cina dan India. Pemahaman terhadap kontrak sosial ini amat penting untuk memacu Malaysia sebagai negara maju. Kegagalan memahami kontrak sosial ini mampu mendatangkan impak negatif kepada negara. Namun begitu dengan memiliki pengetahuan sejarah, rakyat Malaysia dapat memahami situasi ini dan akan menjadi bangsa yang bersyukur seterusnya bersama-sama mengembling tenaga untuk membangun dan mengukuhkan negara.

Jelas kepada kita betapa pentingnya pengetahuan sejarah kepada rakyat Malaysia. Tanpa pengetahuan sejarah terutamanya mengenai pembentukan negara kita yang bermula dengan Tanah Melayu dan kemudiannya Malaysia, akan lahirlah warganegara tanpa jati diri. Mereka ini tidak menghargai apa yang telah dimiliki pada hari ini dan lahirlah warganegara yang tidak bersyukur, lupa asal- usul, adat resam dan budaya. Tidak hairanlah jika akan lahir rakyat Malaysia yang tamak haloba dalam mencapai matlamat hidup tanpa mempedulikan halal-haram dari aspek undang-undang dan memcampakkan kontrak sosial negara ketepi demi mencapai cita-cita mereka. Hargailah apa yang telah kita kecapi hari ini. Presiden Amerika Syarikat ke-44, Barack Hussin Obama dalam ucapan sulung sebagai presiden mengungkapkan: Sejarah akan menilai kita dengan apa yang kita bina dan bukan dengan apa yang kita runtuhkan.



Sumber : http://lepaksejarah.blogspot.com/2009/02/kepentingan-mempelajari-sejarah.html

Pentingnya pancasila sebagai dasar negara


"APA PENTINGNYA PANCASILA DAN BAGAIMANA UPAYA KITA MEMPERTAHANKANNYA"

Sangat keliru jika bangsa Indonesia melupakan dan menganggap tidak penting
Pancasila dalan kehidupan bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Hanya Pancasilalah yang
dapat menjamin utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, harus ada upaya untuk terus mempertebal keyakinan terhadap
pentingnya Pancasila bagi kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pemahaman
terhadap wawasan kebangsaan juga harus ditingkatkan. Wawasan Nusantara yang menjadi
doktrin dasar nasional, dan ketahanan nasional pada saat ini juga kurang mendapat
perhatian. Sebab, sangat mungkin masyarakat tidak memahami Pancasila, sehingga
Pancasila dianggap tidak penting.
Jika pada saat ini kondisi dan tujuan bangsa Indonesia masih jauh dari harapan, itu
bukan berarti Pancasila yang salah. Tetapi, manusia -manusianyalah yang belum
mengamalkan Pancasila. Yang terjadi adalah penyimpangan terhadap Pancasila.
Banyaknya pelanggaran hukum seperti maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap Pancasila. Hidup dengan gaya hedonisme dan
konsumerisme pada saat ini merupakan contoh orang yang tidak dapat mengamalkan
Pancasila. Demikian rapuhnya rasa solidaritas sosial, patriotisme, tipisnya toleranisme,
kebebasan yang kebablasan, anarki dalam politik dan ekonomi yang menimbulkan
ketidakadilan adalah perbuatan yang bertentangan dengan Pancasila.
Atas dasar dan gambaran tersebut, kini saatnya bangsa Indonesia menyadari kembali
untuk lebih memahami, mengamalkan, mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita perlu menyelamatkan "akta" dan warisan yang tidak ternilai dari para pendiri Republik
Indonesia. Hanya dengan itu, bangsa Indonesia dapat menjaga amanah para pejuang yang
telah memberikan milik yang paling berharga, jiwa raganya.
Semua pihak yang merasa telah mengkhianati atau menodai Pancasila, yang hanya
mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya, seyogyanya mawas diri. Harus ada
pemahaman, mengapa mereka dapat hidup di alam kemerdekaan saat ini , untuk apa
hidupnya, dan akan ke mana arah yang dituju.
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi.
Jika melihat sejarah kemerdekaan negara-negara dunia ketiga, baik yang ada di Asia,
Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah
cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan,
cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan da lam kenyataan hidup yang
nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan
kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan
penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa.
Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi
mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga
mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi
juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konik) atau ketegangan sosial.
Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan
mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu
dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan
memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.
Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan
bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan
dan kekuatan politik yang ada. Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada
di Indonesia ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan bingkai Pancasila. Selain itu, secara nyata telah
sering diakui adanya upaya-upaya untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, misalnya lewat pemberontakan Madiun 1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI
tahun 1965.
Namun semuanya itu dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan
bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan landasan dasar dan ideologi Pancasila.
Mengapa Pancasila harus dipertahankan? Bagaimana upaya-upaya yang harus kita
lakukan untuk mempertahankan Pancasila? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
pertama-tama ingatlah kembali latar belakang digunakannya Pancasila sebagai dasar
negara. Kemudian ingat pula keunggulan sila-sila dalam Pancasila.
Kita menggunakan Pancasila sebagai dasar atau pondasi berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Dasar negara Pancasila dapat memenuhi keinginan semua pihak.
Dasar negara Pancasila dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak
suku, agama, dan adat istiadat atau kebudayaan. Dasar negara Pancasila sangatlah lengkap,
berisikan sila-sila sesuai keinginan atau kebutuhan bangsa Indonesia seperti kebutuhan akan
kehidupan yang berketuhanan atau beragama, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan atau
demokrasi, dan kebutuhan akan keadilan sosial.
Apakah yang dimaksud dengan mempertahankan Pancasila? Mempertahankan
berarti mengusahakan agar sila-sila dalam Pancasila dilaksanakan dengan baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Dengan kata lain, mempertahankan
Pancasila berarti mengusahakan agar dasar negara Republik Indonesia tidak diganti dengan
dasar negara lain.
Ya, usaha pertama adalah dengan jalan melaksanakan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan bernegara. Pemerintah dalam semua tindakannya hendaknya didasarkan atas
Pancasila. Secara rinci, pemerintah Republik Indonesia hendaknya memperhatikan
kehidupan beragama, memperhatikan hak-hak setiap warganegara, menekankan
pentingnya persatuan, memperhatikan suara rakyat dan memperhatikan keadilan sosial.
Usaha kedua adalah dengan jalan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat hendaknya senantiasa
memperhatikan kehidupan beragama, memperhatikan hak-hak orang lain, mementingkan
persatuan, menjunjung tinggi demokrasi, dan memperhatikan keadilan sosial bagi semua
anggota masyarakat.
Di lingkungan kampus antara lain misalnya, seorang mahasiswa harus dapat
menerima pendapat mahasiswa lain yang berbeda dengan dirinya, mahasiswa saling
menghormati hak-hak mahasiswa lain sebagai anggota masyarakat kampus, mahasiswa
harus selalu menghindarkan diri dari perkelahian dengan mahasiswa lain demi rasa
persatuan bangsa.
Usaha ketiga melalui bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting
untuk mempertahankan Pancasila. Dalam setiap jenjang pendidikan perlu diajarkan
Pancasila. Perlu dicamkan kepada anak didik pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara
dan dasar negara. Dalam kehidupan di sekolah misalnya, pembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di sekolah harus dilakukan dengan wujud perbuatan yang sesuai
nilai-nilai Pancasila dan tidak hanya hafalan pada materi pembelajaran Pancasila. Materi
pembelajaran Pancasila harus dapat menyentuh dan berpengaruh pada sikap dan perbuatan
nyata para siswa.




Sumber : 
http://www.fikom.unpad.ac.id/?page=detailartikel&id=932